Latest videos

Muhammad Nuzul Dzikri
2 Views · 2 years ago

117. SABARLAH, INI HANYA SESAAT
Kajian Wanita Kitab Al-Wabilush Shayyib
Pasal: Penjelasan Tingkatan Ubudiyyah yang Paling Sempurna

....
Apabila jiwa menjadi lemah dari memperhatikan singkatnya waktu dan begitu cepatnya ia berlalu, hendaklah ia mentadabburi firman-firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut:

فَٱصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْعَزْمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ ۚ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا سَاعَةً مِّن نَّهَارٍۭ ۚ بَلَٰغٌ ۚ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (QS. Al-Ahqaf: 35)

Muhammad Nuzul Dzikri
2 Views · 2 years ago

106. KENALILAH 3 KELEMAHAN DIRI ANDA
Kajian Wanita Kitab Al-Wabilush Shayyib
Pasal: PENJELASAN TINGKATAN 'UBUDIYYAH YANG PALING SEMPURNA


...
Meskipun demikian, sungguh Allah telah mengujinya dengan syahwat, amarah dan kelalaian serta diuji dengan musuhnya, yaitu iblis yang tidak pernah bosan menggodanya. Iblis menggodanya dari seluruh pintu yang berasal dari diri dan tabi'atnya sehingga jiwanya condong kepadanya karena iblis menggodanya dengan apa yang dicintai jiwanya. Lalu ia, jiwa dan hawa nafsunya bersepakat terhadap seorang hamba: (sebagai) tiga hal yang memerintah, lalu ketiganya mengutus anggota badan untuk memenuhi keinginan mereka, dan sementara anggota badan adalah alat yang menundukkan, maka tidak memungkinkannya selain melaksanakan (perintah) dengan cepat. Inilah keadaan tiga hal tersebut dan keadaan anggota badan, maka anggota badan akan senantiasa dalam ketaatan kepada mereka, bagai-manapun ia diperintahkan dan ke mana pun ia diarahkan. Ini adalah konsekuensi dari keadaan seorang hamba
...

Muhammad Nuzul Dzikri
2 Views · 2 years ago

98. MEMBERIKAN MAKAN PADA ORANG LAIN
Tadzkiratus Saami wal mutakallim Fii Adabil’Alim Wal Muta’alim
(Adab Penuntut Ilmu dan Adab Para Ahli Ilmu)
Karya Ibnul Jama'ah
Bab 2, Pasal 1, Poin 8


8. SEMANGAT BERMUAMALAH DENGAN AKHLAK MULIA
Bermuamalah kepada manusia dengan ahlak yang mulia seperti menampakkan wajah yang berseri, menyebarkan salam, memberi makan, menahan amarah, tidak mengganggu orang lain, Berempati terhadap kesulitan-kesulitan mereka, mendahulu kan kepentingan orang lain, tidak egois, berlaku adil tidak curang, berterimakasih atas kebaikan, memberikan kegembiraan, berusaha memenuhi kebutuhan orang lain, menggunakan kedudukannya untuk menolong orang lain, lemah lembut kepada orang-orang faqir, menyayangi tetangga dan kerabat, membantu menolong serta berbuat baik kepada murid.

Muhammad Nuzul Dzikri
1 Views · 2 years ago

957. BERBUAT BAIK KEPADA TETANGGA
Riyaadush Shaallihin
Bab 39 | Hak Tetangga & Wasiat untuk Menjaga Hak Tetangga
Hadits ke-314 | Hadits Abu Syuraih al-Khuza'i Radhiallahu ‘anhu


Dari Abu Syuraih al-Khuza’i Radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda,

وعن أبي شُريْح الخُزاعيِّ رضي اللَّه عنه أَن النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : «مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللَّهِ والْيوْمِ الآخِرِ ، فَلْيُحسِنْ إلِى جارِهِ ، ومنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ واليومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفهُ، ومنْ كانَ يؤمنُ باللَّهِ واليومِ الآخرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيسْكُتْ » رواه مسلم بهذا اللفظ، وروى البخاري بعضه .

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendakah berbuat baik kepada tetangganya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau diam." (Diriwayatkan oleh Muslim dengan lafazh ini, sedangkan al-Bukhari meriwayatkan sebagian darinya)

Muhammad Nuzul Dzikri
3 Views · 2 years ago

1008. KAPAN KITA MENDOAKAN ORANG TUA KITA?
Riyaadush Shaalihiin
Bab 40 | Berbakti kepada Orang Tua & Silaturahim
QS. Al-Isra: 23-24


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

(QS. Al-Isra: 23-24)

Muhammad Nuzul Dzikri
2 Views · 2 years ago

742. PERTOLONGAN KARENA ORANG-ORANG LEMAH
Riyaadush Shaalihiin
BAB 33 | Bersikap lembut kepada anak yatim, anak-anak perempuan, orang-orang lemah, miskin, patah hati, serta berbuat baik, menyayangi, rendah hati, & bersikap sopan terhadap mereka
Hadits ke-276 | Hadits Mush'ab Bin Sa'ad Abi Waqqash Radhiallahu ‘anhuma


Dari Mush'ab bin Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata,

وعن مُصْعبِ بنِ سعدِ بنِ أبي وقَّاصٍ رضي اللَّه عنهما : رأَى سعْدٌ أَنَّ لَهُ فَضْلاً علَى مَنْ دُونهُ ، فقال النبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « هَل تُنْصرُونَ وتُرزقُونَ إِلاَّ بِضُعفائِكُم» رواه البخاري هَكَذا مُرسلاً ، فَإِن مصعَب ابن سعد تَابِعِيُّ ، ورواه الحافِظُ أَبو بكر الْبَرْقَانِى في صحيحِهِ مُتَّصلاً عن أَبيه رضي اللَّه عنه

"Sa'ad mengira bahwa dia memiliki kelebihan atas orang yang ada di bawahnya, maka Nabi bersabda, 'Tidaklah kalian diberi pertolongan dan diberi rizki melainkan karena orang-orang lemah di antara kalian'." (Diriwayatkan oleh al-Bukhari secara mursal karena Mush’ab bin Sa'ad adalah seorang tabi’in, dan diriwayatkan juga oleh al-Hafizh Abu Bakar al-Barqani dalam Shahihnya secara muttashil (bersambung) darf Mush’ab dari ayahnya Radhiallahu ‘anhu)

Muhammad Nuzul Dzikri
5 Views · 2 years ago

114. AKU TAHU INI SEBUAH KESALAHAN
Kajian Wanita Kitab Al-Wabilush Shayyib
Pasal: Penjelasan Tiingkatan Ubudiyyah yang Paling Sempurna

...

Di satu waktu ia mau mentaati pemberi nasihat sehingga pemberi nasihat ini menjelaskan petunjuk dan nasihat baginya. Di waktu yang lain ia berjalan di belakang petunjuk hawa nafsu, maka akan diputuskan jalannya, diambil hartanya dan dirampas pakaiannya, lalu ia berkata, “Duhai gerangan, dari mana aku datang?" Dan yang aneh bahwa ia sebenarnya mengetahui dari mana ia didatangkan, mengetahui jalan yang diputuskan baginya dan diambil hartanya, dan ia enggan selain dari menempuh jalan tersebut karena petunjuk (hawa nafsu)nya telah menguasainya. Seandainya pun ia melemahkannya dengan menyelisihinya, menahannya apabila ia memanggilnya, memeranginya apabila hendak mengambilnya, maka ia tidak berhasil. Di satu waktu ia mau mentaati pemberi nasihat sehingga pemberi nasihat ini menjelaskan petunjuk dan nasihat baginya. Di waktu yang lain ia berjalan di belakang petunjuk hawa nafsu, maka akan diputuskan jalannya, diambil hartanya dan dirampas pakaiannya, lalu ia berkata, “Duhai gerangan, dari mana aku datang?" Dan yang aneh bahwa ia sebenarnya mengetahui dari mana ia didatangkan, mengetahui jalan yang diputuskan baginya dan diambil hartanya, dan ia enggan selain dari menempuh jalan tersebut karena petunjuk (hawa nafsu)nya telah menguasainya. Seandainya pun ia melemahkannya dengan menyelisihinya, menahannya apabila ia memanggilnya, memeranginya apabila hendak mengambilnya, maka ia tidak berhasil. Akan tetapi, dialah yang menguatkan (hawa nafsu)nya dari jiwanya dan memberikan tangannya kepadanya sehingga kedudukannya seperti seseorang yang meletakkan tangannya di atas tangan musuhnya; maka hawa nafsunya akan mengendalikannya kemudian menghinakannya dengan seburuk-buruk adzab. Ia juga meminta bantuan, tetapi tidak ada yang menolongnya. Maka seperti inilah ia menyerah kepada syaithan, hawa nafsu dan nafsul 'ammarahnya. Kemudian ia mencari jalan untuk melepaskan diri dari semua itu, tetapi tidak mampu melakukannya.

....

Muhammad Nuzul Dzikri
1 Views · 2 years ago

853. KUNCI KELAPANGAN REZEKI & JIWA
Riyaadush Shaalihiin
Bab 36 | Menafkahi Keluarga
Hadits Ke- 301 | Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu


Dari Abu Hurairah Radhialllahu ‘anhu dari Nabi ﷺ beliau bersabda,

وعن أبي هريرةَ رضي اللَّهُ عنه أَن النبيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « مَا مِنْ يوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ ملَكَانِ يَنْزلانِ ، فَيقولُ أَحدُهُما : اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقاً خَلفاً ، ويَقولُ الآخَرُ : اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكاً تَلَفاً » متفقٌ عليه

"Tidak ada hari di mana para hamba memasuki waktu pagi di hari itu melainkan ada dua malaikat yang turun, salah satunya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak.' Sedangkan yang lainnya berkata, 'Ya Allah, berikanlah kehancuran kepada orang yang menahan (hartanya)’." (Muttafaq ‘alaih)

Muhammad Nuzul Dzikri
2 Views · 2 years ago

668. KEUTAMAAN MAJELIS ILMU
Riyaadhush Shaalihiin
Bab 29 | Membantu kebutuhan & hajat kaum muslimin
Hadits ke 250 | Hadits Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu


Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shalllallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda,

مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَـرَ مُسْلِمًـا ، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًـا ، سَهَّـلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَـى الْـجَنَّةِ ، وَمَا اجْتَمَعَ قَـوْمٌ فِـي بَـيْتٍ مِنْ بُـيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ ، وَيَتَدَارَسُونَـهُ بَيْنَهُمْ ، إِلَّا نَـزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ ، وَغَشِـيَـتْـهُمُ الرَّحْـمَةُ ، وَحَفَّـتْـهُمُ الْـمَلاَئِكَةُ ، وَذَكَـرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ ، وَمَنْ بَطَّـأَ بِـهِ عَمَلُـهُ ، لَـمْ يُسْرِعْ بِـهِ نَـسَبُـهُ

“Barang siapa yang menghilangkan dari seorang Mukmin satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah menghilangkan darinya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan di Hari Kiamat. Barang siapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah sekelompok orang yang berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), di mana mereka membaca Kitab Allah dan membacanya secara bergantian di antara mereka, melainkan ketenangan akan turun kepada mereka, rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah menyebut-menyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya. Barang siapa yang amalnya membuatnya lambat, maka nasabnya tidak akan mempercepatnya.” (HR. Muslim)

Muhammad Nuzul Dzikri
2 Views · 2 years ago

112. NAFSU YANG BURUK VS JIWA YANG TENANG
Kajian Wanita Kitab Al-Wabilush Shayyib
Pasal: PENJELASAN TINGKATAN 'UBUDIYYAH YANG PALING SEMPURNA


...

Allah juga menjadikan baginya nafsul muthma' innah (jiwa yang tenang) sebagai pengganti dari nafsul 'ammarah (jiwa yang memerintah pada keburukan). Jika nafsul 'ammarahnya memerintahkan kepadanya melakukan satu keburukan, maka nafsul muthma' innah akan melarangnya dari hal tersebut; dan apabila nafsul 'ammarah melarangnya dari kebaikan, maka nafsul muthma' innah akan memerintahkan kepadanya untuk melakukan kebaikan tersebut. Seorang hamba akan mentaati nafsul ammarahnya pada satu waktu, dan di waktu lainnya akan mentaati nafsul muthma' innahnya, maka ia akan mengikuti siapa yang menang di antara keduanya. Bisa jadi juga salah satu di antara keduanya itu menang secara keseluruhan dan tidak bisa dikalahkan selamanya, dan dijadikan baginya cahaya, bashirah dan akal pikiran sebagai pengganti dari hawa nafsu yang mengajak untuk taat kepada syaithan dan nafsul 'ammarah agar tidak mentaati keduanya. Setiap kali ia ingin pergi bersama hawa nafsunya, maka akal, bashirah dan cahaya itu akan memanggilnya seraya berkata, "Berhati-hatilah! Berhati-hatilah! Sesungguhnya penghancur dan perusak berada di hadapanmu, sementara engkau adalah mangsa dari pencuri dan pembegal apabila engkau berjalan di belakang petunjuk ini."

Muhammad Nuzul Dzikri
5 Views · 2 years ago

867. SUAMI BERTANGGUNG JAWAB BERARTI MENJALANI PERINTAH ALLAH
Riyaadush Shaallihin
Bab 36 | Menafkahi Keluarga
Kesimpulan

Muhammad Nuzul Dzikri
4 Views · 2 years ago

1014. AGAR TIDAK STRESS MENDIDIK ANAK

Riyaadush Shaalihiin
Bab 40 | Berbakti kepada Orang Tua & Silaturahim
QS. Al-Isra: 23-24


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

(QS. Al-Isra: 23-24)

Muhammad Nuzul Dzikri
2 Views · 2 years ago

1002. MENYIKAPI ORANG TUA YANG SUKA MENUNTUT SUAMI
Riyaadush Shaalihiin
Bab 40 | Berbakti kepada Orang Tua & Silaturahim
QS. Al-Isra: 23-24


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

(QS. Al-Isra: 23-24)




Showing 1991 out of 1992