Fikih Doa dan Dzikir: Bacaan Dzikir Pagi Petang Bagian 1 - Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA
Fikih Doa dan Dzikir: Bacaan Dzikir Pagi Petang Bagian 1 - Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA
Bacaan Dzikir pagi dan bacan dzikir petang amat beragam Antara lain:
Bacaan dzikir Pagi dan Bacaan Dzikir Petang Yang pertama:
Membaca Ayat Kursi sebanyak satu kali setiap pagi dan satu kali setiap petang.
"اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ"
Artinya: “Allah, tidak ada yang berhak disembah melainkan Dia. Yang Maha hidup dan terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursiy Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar”. QS. Al Baqarah (2): 255.
Ayat kursi juga disunnahkan sebagai bacaan dzikir setelah sholat
Dalil Landasan
"هَذِهِ الآيَةُ الَّتِي فِي سُورَةِ الْبَقَرَةِ: {اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} مَنْ قَالَهَا حِينَ يُمْسِي أُجِيرَ مِنَّا حَتَّى يُصْبِحَ، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ أُجِيرَ مِنَّا حَتَّى يُمْسِيَ"
“Ayat yang ada di surat al-Baqarah; “Allahu lâ ilâha illâ huwal hayyul qayyûm”, barang siapa membacanya di sore hari; maka dia akan dijaga dari kami (jin) hingga pagi. Barang siapa membacanya di pagi hari; maka akan dijaga dari kami (jin) hingga sore”. HR. Nasa’iy dalam as-Sunan al-Kubra, ath-Thabaraniy dalam al-Mu’jam al-Kabir dan dinilai sahih oleh al-Albaniy.
Renungan Kandungan
Dari sekian ribu ayat yang ada di dalam al-Qur’an, yang paling istimewa adalah Ayat Kursiy. Sebab kandungan makna yang ada di dalamnya amat spesial. Yakni tauhid; pengesaan Allah, pemuliaan dan pengagungan-Nya.[ Baca: Mirqat al-Mafâtîh karya Ali al-Qariy (IV/25).]
Sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan diciptakannya manusia dan jin adalah untuk bertauhid. Yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Allah ta’ala. Diutusnya para rasul dan diturunkannya beragam kitab suci, pun juga untuk tujuan yang sama. Menegakkan tauhid.
Maka setiap pagi dan sore kita diperintahkan membaca ayat kursi. Agar selalu ingat tujuan utama tersebut. Sehingga tidak salah tujuan dan langkah dalam mengarungi kehidupan yang fana ini.
Sejak awal ayat, Allah mengenalkan diri-Nya kepada kita. Dijelaskan bahwa satu-satunya sesembahan yang benar adalah Dia. Sebab memang hanya Dialah yang layak disembah. Dikarenakan Dia adalah al-Hayyu (Maha Hidup) dan al-Qayyum (Maha Mengurusi para makhluk-Nya).
Lalu Allah menjelaskan betapa luas wilayah kekuasaan-Nya. Seluruh alam semesta, langit dan bumi, adalah milik-Nya. Sehingga tidak ada satupun sosok yang bisa lepas dari kekuasaan-Nya. Bahkan pemberian syafaat tidak mungkin bisa dilakukan tanpa seizin dari-Nya.
Apapun yang akan dan sudah terjadi di alam semesta ini pasti sepengetahuan Allah. Begitulah kemahaluasan ilmu-Nya. Berbeda jauh dengan ilmu manusia yang sangat terbatas. Mereka hanya mengetahui apa yang diajarkan Allah kepada mereka.
Selanjutnya Allah menggambarkan kepada kita tentang kebesaran-Nya. Dengan menceritakan kebesaran salah satu makhluk ciptaan-Nya, yaitu Kursiy. Di mana makhluk ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan langit dan bumi!
Terakhir, ayat spesial ini ditutup oleh Allah dengan menyebutkan dua nama-Nya yang mulia. Al-‘Aliy (Maha Tinggi) dan al-Azhim (Maha Agung). Agar para hamba senantiasa merasa rendah dan kecil di hadapan-Nya. Hati mereka dipenuhi ketundukan, kepatuhan, keimanan dan pengagungan kepada-Nya. So, siapapun yang demikian kondisinya, amat layak untuk terlindungi dari kejahatan jin.[ Cermati: Tafsir as-Sa’diy (hal. 92).]
Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 19 Dzulqa’dah 1440 / 22 Juli 2019
Pemateri: Abdullah Zaen, Lc., MA