Fikih Doa dan Dzikir: Menghayati Doa Ustadz Abdullah Zaen, MA
Menghayati Doa
Salah satu adab terpenting berdoa yang kerap diabaikan adalah banyak meminta kepada Allah, tidak bosan berdoa serta menghayatinya.
Karena itulah, kita temukan tidak sedikit redaksi doa Rasul Shallalahu 'Alaihi Wasallam yang panjang redaknya,dirincikan kandungannya, serta dipaparkan isinya secara detil.
Contohnya doa nabawi yang dituturkan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu di antara doa yang biasanya terakhir dibaca Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam antara tasyahud dengan salam adalah "Allohummaghfirli maa qoddamtu wa maa akkhortu, wa maa asrortu wa maa a'lantu, wa maa asroftu, wa maa Anta A'lamu bihi minnii, Antal Muqaddimu wa Antal Mu'akkahiru, Laa ilaaha illaa Anta". artinya Ya Allah ampunilah dosa-dosaku yang telah lampau dan yang akan datang. Dosa-dosa yang kurahasiakan dan kutampakkan. Dosa-dosa pribadiku dan yang mengandung unsur kezaliman kepada orang lain. Serta dosa-dosaku yang lebih Engkau ketahui. Engkaulah Yang Maha memuliakan dan menghinakan. Tidak ada yang berrhak diibadahi selain Engkau. (HR. Muslim)
Lihatlah bagaimana berbagai jenis dosa dirinci dengan detil di dalam doa di atas. Padahal, bisa saja kita berdoa dengan singkat, "Ya Allah ampunilah seluruh dosaku" dan selesai.
Namun karena saat itu adalah momen berdoa, merintih di hadapan Allah, upaya menampakkan penghambaan dan perasaan butuh kepada-Nya; maka mengingat berbagai jenis dosa secara detil; lebih mendatangkan kekhusyuan hati, dibandingkan berdoa secara ringkasdan global.
Masih ada lagi contoh lain doa yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihiwasallam, apa saja? Simak di video kajian di atas!