Fiqih Doa dan Dzikir: Berdoa Harus Yakin - Ustadz Abdullah Zaen, MA
Fiqih Doa dan Dzikir: Berdoa Harus Yakin - Ustadz Abdullah Zaen, MA
BERDOA HARUS YAKIN
Berdoa aslinya adalah ibadah yang diucapkan di lisan, akan tetapi di dalam agama kita yang namanya ibadah selalu ada hubungan antara lisan dengan hati dan seluruh anggota tubuh sehingga manakala doa itu aslinya di lisan bukan berarti hati tidak melakukan apa-apa ketika berdoa. Ketika membaca Al Qur'an bukan berarti otak, akal dan hati tidak melakukan apa-apa.
Ibadah yang sempurna adalah ibadah yang mengaktifkan seluruh elemen yang ada di dalam tubuh kita. Maka ketika seorang berdoa dengan lisannya, hatinya juga harus aktif. Tidak cukup mengucapkan dengan lisan, harus diiringi keyakinan dalam hati. Maka kunci sukses seorang hamba dalam berdoa adalah harus ada keyakinan dalam hati ketika dia berdoa.
Keyakinan bahwa doa kita akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Etika berdoa dengan penuh keyakinan adalah sebuah etika yang diajarkan oleh nabi kita Muhammad Shallalahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi dan hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani,
(teks arabic)
"Berdoalah kalian dalam keadaan kalian merasa yakin akan dikabulkan, ketahuilah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala biasanya tidak mengabulkan doa dari hati yang tidak konsentrasi dan hati yang lalai"
Ini adalah peringatan keras dari Nabi kita Muhammad Shallalahu Alaihi Wa Sallam untuk kita semua. Bahwa doa itu harus diiringi dengan hadirnya hati, tidak cukup sekedar mengucapkan Aamiin Aamiin Aamiin tanpa mengetahu apa yang kita Aamiin-i.