Kaidah dan Prinsip Ahlus Sunnah wal Jama'ah #2 | Ustadz Ammi Nur Baits, S.T., B.A.
KAIDAH DAN PRINSIP AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH #2
Ustadz Ammi Nur Baits حَفِظَهُ الله تعالى
🗓️ Kamis, 6 April 2023
🕌 Masjid Al Hidayah, Purwosari, Sleman-Yogyakarta
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Ada 3 perkara yang dijamin kemaksumannya yakni :
1. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
2. Ijma para Shahabat dan umat beliau
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
لا تجتمع أمتي على ضلالة
“Umatku tidak akan bersepakat di atas kesesatan.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud, derajatnya hasan menurut Syeikh Albani)
3. Keberadaan orang yang membawa pendapat yang benar diantara sekian banyak umat beliau ketika terjadi perbedaan pendapat
Jika ada sebuah perkara yang diperselisihkan terdapat beberapa pendapat yang berbeda, maka jika dari semua pendapat itu salah maka umat beliau bersepakat dalam kesesatan dan ini menyelisihi sabda Nabi. Keberadaan pembawa kebenaran itu maksum, maka tidak mungkin terjadi dalam satu zaman manusia yang membawa kebenaran itu hilang sampai waktunya tiba di hari kiamat kelak.
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ وَأَبُو الرَّبِيعِ الْعَتَكِيُّ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا حَمَّادٌ وَهُوَ ابْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ وَلَيْسَ فِي حَدِيثِ قُتَيْبَةَ وَهُمْ كَذَلِكَ
Sa’id bin Manshur, Abu ar-Rabi’ al-’Ataki, dan Qutaibah bin Sa’id menuturkan kepada kami. Mereka mengatakan; Hammad (yaitu Ibnu Zaid) menuturkan kepada kami dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Abu Asma’ dari Tsauban, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok orang di antara umatku yang menang di atas kebenaran, tidaklah membahayakan mereka orang lain yang menyia-nyiakan mereka hingga datang ketetapan Allah sementara mereka senantiasa berada dalam keadaan demikian.” Sedangkan di dalam haditsnya Qutaibah tidak disebutkan kata-kata, “Sementara mereka senantiasa berada dalam keadaan demikian.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Imarah, hadits no. 1920. Lihat Syarh Nawawi [6/544])
Wallahu'alam
Silakan dibantu share
Semoga bermanfaat
Barakallahu fikum