Kajian Tauhid: Penyimpangan Tauhid Dalam Ucapan Lisan - Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA
Kajian Tauhid: Penyimpangan Tauhid Dalam Ucapan Lisan - Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA
Siapa orang yang mengingkari nikmat Allah menurut imam mujahid orang yang berkata:
Hartaku ini adalah warisan dari orangtua ku.
Ucapan seperti ini termasuk ingkar terhadap nikmat Allah. Karena tidak menisbatkan nikmat kepada Allah.
Jika bukan karena fulan tidak akan terjadi seperti ini. Ucapan ini tidak dinisbatkan kepada Allah. (penafsiran aun bin abdillah)
Imam ibnu qutaibah, termasuk orang yang mengatakan kita dapat seperti ini karena bantuan dari sesembahan selain Allah. Contoh dibeberapa pesisir pantai ada ritual larung. Yang mempersembahkan qurban untuk selain Allah. Ketika mereka melaut dan hasilnya banyak maka mereka menisbatkan kepada sesembahan selain Allah.
Hal ini adalah yang paling parah.
Kesimpulan:
Menisbatkan nikmat kepada selain Allah adalah kekufuran.
Dalil kedua:
Hadits dari zaid bin kholid, cerita tentang kejadian di hudaibiyah. Setelah sholat subuh yang diimami Rasulallah, sebelumnya malam terjadi hujan. Rasulallah bersabda apakah kalian tau barusan Allah berbicara apa? Para sahabat berkata Allahu wa rasuluhu ‘alam. Rasulallah bersabda, pagi ini ada sebagia hambaku yang tetap beriman dan kafir. Siapa yang mukmin mereka yang berkata kita dapat hujan karena karunia dari Allah. Yang kafir mereka yang berkata ita dikarunia hujan karena bintang ini dan itu. Menisbatkan hujan kepada selain Allah.
Banyak dalil dalam quran dan hadits yang melarang menisbatkan nikmat kepada selain Allah.
Kesimpulan:
Menisbatkan nikmat kepada selain Allah adalah kekufuran.
Menisbatkan nikmat kepada selain Allah hukumnya ada dua:
Pertama, syirik akbar. Jika menisbatkan nikmat kepada selain Allah dengan lisan dan hati.
Kedua, syirik asghor. Menisnbatkan nikmat kepada selain Allah dengan lisan saja namun hatinya masih meyakini bahwa nikmat itu dari Allah.