Memuliakan Ilmu #8: Meragamkan ilmu Dan Memprioritaskan Yang Penting Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA
Memuliakan Ilmu #8: Meragamkan ilmu Dan Memprioritaskan Yang Penting Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA
Dalam Shaid al-Khâthir, Ibn al-Jauziy rahimahullah berkata,
“Menguasai berbagai macam ilmu adalah sebuah hal yang istimewa”.
Seorang penyair berkata,
“Pelajarilah setiap bidang ilmu agama dan jangan engkau abaikan.
Orang yang merdeka berhak mengetahui hal-hal rahasia dalam
setiap bidang ilmu”.
Guru dari para guru kami; Muhammad Ibnu Mâni’ rahimahullah
dalam Irsyâd ath-Thullâb menjelaskan, “Tidak layak bagi orang yang mulia meninggalkan sebuah
ilmu yang bermanfaat. Jika ia merasa memiliki kemampuan untuk
mempelajarinya. Terlebih manakala bisa dijadikan alat bantu untuk
memahami Kitab dan Sunnah. Tidak pantas baginya untuk mencela ilmu
yang tidak diketahuinya atau merendahkan orang yang mengetahui
ilmu tersebut. Sungguh perilaku tersebut adalah sebuah kekurangan
dan kehinaan.
Orang yang berakal seharusnya berbicara berdasarkan ilmu atau
diam berdasarkan kebijaksanaan. Jika tidak, maka ia bisa dikategorikan
dalam pembeo,
“Telah sampai kepada kami berita bahwa Si Sahl meremehkan ilmuilmu yang tidak dikuasainya. Hanya lantaran ia tidak mengetahuinya.
Padahal jika ia menguasai ilmu-ilmu tersebut, niscaya dia tidak
akan meremehkannya. Memang merasa puas dengan ketidaktahuan
itu sesuatu yang lebih gampang”.
Meragamkan ilmu yang dipelajari akan bermanfaat apabila
terpenuhi dua syarat:
Pertama: Mendahulukan ilmu yang paling penting sebelum yang
penting.
Yakni ilmu yang kita butuhkan agar bisa menjalankan dengan benar
tugas ibadah kepada Allah.
Kedua: Hendaklah di awal masa belajar, berusaha menguasai
ikhtisar setiap disiplin ilmu.
Jika semua ringkasan ilmu bermanfaat tersebut telah dikuasai, baru
melanjutkan langkah berikutnya. Yaitu melihat mana disiplin ilmu yang
ia gemari dan ia merasa memiliki kemampuan untuk mendalaminya.
Boleh secara bertahap dari satu disiplin ilmu saja. Atau boleh juga lebih
dari itu.
Di antara sajak yang biasa dilantunkan orang Syinqith (Chinguetti);
sebuah wilayah di Mauritania,
“Jika engkau ingin menguasai suatu disiplin ilmu, maka selesaikan
dulu yang satu itu.
Hindari disiplin ilmu lainnya, sebelum tuntas mempelajari ilmu tadi.
Sebab mempelajari dua ilmu atau lebih secara bersamaan, tidak
akan maksimal hasilnya. Seperti dua bayi kembar yang ingin keluar dari
rahim secara berbarengan”.
Namun jika ada yang merasa memiliki kemampuan untuk
mempelajari lebih dari dua ilmu secara bersamaan, maka dipersilahkan.
Dia mendapat pengecualian dari kebanyakan orang.