[PART 2] Kontradiktif 2017 & 2024, melarang merendahkan sambil merendahkan orang di majlis yang
[PART 2] Kontradiktif 2017 & 2024, beliau melarang merendahkan orang sambil merendahkan orang di majelis yang sama
Sebagian pecinta UAH menyerang dengan isu akhlak. Seolah mengkritisi beliau secara terbuka itu tidak berakhlak. Padahal mengkritisi terbuka hal yang memang dibuka dan disebar adalah biasa, dilakukan oleh semua da'i baik distempel Wahabi maupun tidak.
Namun bagaimana mengkritisi itu?
1. Harusnya hanya pada esensi masalah, tidak menyangkutpautkan dengan yang tidak sesuai esensinya
2. Tidak boleh menyerang hal privasi
Lalu bagaimana kalau saat berselisih kita menyerang pribadi, privasi, dan yang keluar dari esensi?
Terserah Anda menilainya, namun kami pernah membaca hadits ini:
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ فَهُوَ مُنَافِقٌ خَالِصٌ وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَلَّةٌ مِنْهُنَّ كَانَ فِيهِ خَلَّةٌ مِنْ نِفَاقٍ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
"Barang siapa yang pada dirinya ada empat hal, maka ia adalah seorang munafik tulen, namun jika hanya ada sebagian, maka pada dirinya ada sebagian sifat munafik hingga ia meninggalkannya; jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari, jika diberi amanah khianat, dan jika berselisih berlaku curang." (HR. Al-Bukhari, Abu Dawud, An-Nasai, Ahmad)
Kontradiksi beliau:
1. Katanya tidak tersinggung, tidak mau berbantah-bantahan, tidak mau menanggapi, tidak mau ramai. Tapi bisa pegang skripsi S1 kami? Kok sempat print/copy? Berarti niat banget untuk membantah kritikan kami.
2. Katanya tidak mau menghina, jangan menghina. Namun setelahnya membuat frame kami hanyalah S1-S2 teknik industri yang tidak punya kapasitas agama.
Namun demi Allah, ketika kami lihat beliau mengangkat skripsi dan merendahkan kami, kami hanya senyum lebar karena tidak heran. Ini adalah cara yang nothing but the same dengan yang beliau lakukan di tahun 2017 saat beliau dibantah oleh banyak asatidzah karena beberapa perkara fiqih dan aqidah (in syaa Allah kami angkat di part terakhir).
Contohnya:
- Menghubungkan artikel Ustadz Firanda antara tanggal penulisan dengan kota posting, mengesankan Ustadz Firanda ini berdusta
- Memasukkan di bukunya screenshot perkataan seorang laki-laki & perempuan "bini 3, rezeki seret, kalah pamor"
Ini sebenarnya tuduhan keji (mencari popularitas) dan penghinaan (poligami miskin) kepada Ustadz yang mengkritik beliau.
Semua sudah di luar esensi. Membantah di luar masalah ilmiah. Sama halnya ketika sebagian orang di negeri Arab ada yang merendahkan Syaikh Al-Albani: tukang jam tangan kok meneliti hadits?!
Pun kalau kami mau balas dengan cara yang sama itu sesuatu yang mudah. Namun, itu tidak esensial.
Di belakang sana ada banyak asatidzah yang mengkritisi yang sama seperti kami, mereka bukan teknik industri melainkan doktor-doktor bidang aqidah, ushul fiqih, bahkan doktor bidang Al-Qur'an. Ingat masalah kita soal Al-Qur'an surat musik. Kritik kami hanya soal ucapan beliau tentang surat musik, sahabat pemusik, dan Nabi menghadirkan pemusik, mana landasannya? Itu saja.
Teman-teman, demi Allah kami tidak bermaksud meninggikan diri sendiri. Allah lebih tahu tentang kami daripada UAH, Antum, bahkan diri kami sendiri. Jika kami menyebutkan guru-guru kami, ini hanya demi menjaga para pecinta UAH agar tidak jatuh ke dalam penghinaan yang sama yang dilakukan oleh gurunya.
• Kami lahir dan besar di keluarga Muhammadiyah. Bapak Mama pernah menjadi pimpinan daerah Muhammadiyah & Aisyiyah
• Orangtua menyekolahkan kami di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah (M3IN) Jogjakarta zaman mudir Ustadz Hamdan Hambali. Karena alasan kesehatan maka kami keluar dari M3IN sementara waktu. Ustadz Hamdan pesan, kalau perawatan selesai, kami bisa masuk lagi tanpa tes karena ke kami ranking 1 dan sempat menorehkan prestasi (MTQ antar sekolah) di Jogja mewakili M3IN.
• Setelah kembali ke Balikpapan kami masuk ke salah satu cabang Gontor (atau pondok yang dikelola para alumni Gontor). Kami selalu ranking 1 baik di raport pelajaran umum maupun diniyyah. Kami lulus dengan nilai UAN tertinggi di seluruh MTs se-Balikpapan dan mengangkat nama pondok. Dari sinilah saya punya latar belakang ilmu umum & ilmu agama, yaitu mondok di pondok modern yang mempelajari 2 bidang.
• Di masa S1 saya tertarik pada majelis Ustadz Ja'far Umar Thalib rahimahullah, Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA., Ustadz Dr. Aris Munandar, dll.
• Di masa S2 sebenarnya kuliah kami hanya sekitar 3-4 jam per hari karena S2. Sisanya kami habiskan waktu dari Ashar hingga malam di majelis-majelis ulama kibar seperti Syaikh Saad Asy-Syatsriy, Syaikh Shalih bin Fauzan, Syaikh Saad Al-Khatslan, dan Syaikh Muhammad bin Mukhtar Asy-Syinqithiy.
Sekali lagi kami ceritakan bukan untuk berbangga, demi Allah. Saya hanya khawatir bila teman-teman terjerembab dalam penghinaan yang dicontohkan UAH dalam kondisi beliau tidak tahu kami, padahal beliau keberatan dikritik karena kami tidak kenal beliau & beliau tidak kenal kami.
#cepi #suratmusik #musikharam #muflihsafitra #videopendekums