88. MENJADI TELADAN | Tadzkiratus Saami wal mutakallim Fii Adabil’Alim Wal Muta’alim
88. MENJADI TELADAN
Tadzkiratus Saami wal mutakallim Fii Adabil’Alim Wal Muta’alim
(Adab Penuntut Ilmu dan Adab Para Ahli Ilmu)
Karya Ibnul Jama'ah
6. MENJAGA SYI'AR (IDENTITAS) KE-ISLAMAN
Hendaknya seorang Alim menjaga syiar-syiar islam, amalan- amalan yang nampak seperti Shalat berjamaah di masjid, menyebarkan salam kepada sesama, Amar Ma’ruf Nahi Munkar, bersabar atas gangguan orang lain ketika berdakwah. Memberi nasihat kepada para penguasa. Dia melakukan hal tersebut ikhlas karena Allah dan tidak takut dengan celaan manusia karena ia mengingat firman Allah :
يَٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ
“Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpakamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.
(Luqman : 17)
Karena ia mengingat kesabaran Rasulullah dan para Nabi yang lain mereka juga bersabar atas gangguan, mereka memikul beban tersebut dijalan Allah yang dengan sebab itu mereka mendapat balasan di sisi Allah .
Demikian juga ia konsisten dalam mengerjakan amalan- amalan sunnah dan memadamkan bid’ah, mengerjakan semua perkara agama ikhlas karena Allah dan juga segala hal yang memberi mashlahat kepada kaum muslimin dengan cara yang syar’i dan koridor yang benar.
Ia tidak mencukupkan dari amalan-amalannya baik yang nampak ataupun yang bersembunyi, hanya semata karena amalan tersebut mubah (dibolehkan secara syari’at), akan tetapi ia mengerjakan amalan yang paling baik dan yang paling sempurna. Karena para ulama adalah teladan. Dan kepada mereka urusan agama dikembalikan. Mereka adalah ‘hujjah’ Allah terhadap orang-orang ‘awam’. Allah senantiasa mengawasi mereka, supaya orang-orang yang tidak mampu meneliti (dalil-dalil) mengambil pemahaman dari mereka, dan orang-orang yang tidak mengetahui meneladani petunjuk mereka.
Jika seorang alim tidak bisa mengambil manfaat dari ilmunya maka orang lain akan lebih tidak bisa lagi untuk bisa mengambil manfaat dari ilmu yang dia miliki.
Imam Asy-Syafi’I Rahimahullah berkata:“bukanlah ilmu hanya sekedar yang dihafal tapi yang bisa memberi manfaat”
Maka dari itu sangat berbahaya ketika seorang ‘alim terjerumus ke dalam suatu kejelekan, karena akan menimbulkan dampak kerusakan yang besar, dikarenakan umat manusia mencontoh perilakunya.