Latest videos
990. JANGAN BERSUARA TINGGI KEPADA MEREKA
Riyaadush Shaalihiin
Bab 40 | Berbakti kepada Orang Tua & Silaturahim
QS. Al-Isra: 23-24
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
(QS. Al-Isra: 23-24)
854. ALLAH AKAN SEGERA MENGGANTI HARTA KITA
Riyaadush Shaalihiin
Bab 36 | Menafkahi Keluarga
Hadits Ke- 301 | Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu
Dari Abu Hurairah Radhialllahu ‘anhu dari Nabi ﷺ beliau bersabda,
وعن أبي هريرةَ رضي اللَّهُ عنه أَن النبيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « مَا مِنْ يوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ ملَكَانِ يَنْزلانِ ، فَيقولُ أَحدُهُما : اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقاً خَلفاً ، ويَقولُ الآخَرُ : اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكاً تَلَفاً » متفقٌ عليه
"Tidak ada hari di mana para hamba memasuki waktu pagi di hari itu melainkan ada dua malaikat yang turun, salah satunya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak.' Sedangkan yang lainnya berkata, 'Ya Allah, berikanlah kehancuran kepada orang yang menahan (hartanya)’." (Muttafaq ‘alaih)
874. TIPS MENGHIASI RUMAH TANGGA AGAR INDAH
Riyaadush Shaallihin
Bab 36 | Menafkahi Keluarga
Pembahasan: Kesimpulan Bab
891. MENTAL MEMBERI YANG TERBAIK
Riyaadush Shaallihin
Bab 37 | Infak dari harta yang dicintai & yang terbaik
QS. Al-Baqarah: 267
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنفِقُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا۟ ٱلْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِـَٔاخِذِيهِ إِلَّآ أَن تُغْمِضُوا۟ فِيهِ ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. Al-Baqarah: 267)
912. MAKANLAH YANG TERDEKAT DARIMU
Riyaadush Shaallihin
Bab 38 | Kewajiban mendidik dan memerintahkan keluarga untuk taat kepada Allah
Hadits ke-304 | Abu Hafsh Umar bin Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad Radhiallahu ‘anhu
Dari Abu Hafsh Umar bin Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad, anak tiri Rasulullah ﷺ , beliau berkata,
وعن أبي حفْصٍ عُمَر بن أبي سلَمةَ عبدِ اللَّه بنِ عبدِ الأَسد : ربيبِ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : كُنْتُ غُلاماً في حجْرِ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، وكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ في الصَّحْفَةِ ، فقال لي رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « يا غُلامُ سمِّ اللَّهَ تعالى ، وَكُلْ بِيمِينِكَ، وكُل ممَّا يليكَ » فَما زَالَتْ تِلْكَ طِعْمتي بعْدُ . متفقٌ عليه
"Dulu ketika saya masih anak-anak dalam asuhan Rasulullah ﷺ , pernah (pada saat makan) tanganku menjelajah semua bagian nampan. Maka Rasulullah ﷺ menegurku, 'Nak, bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang terdekat denganmu.' Maka demikianlah seterusnya cara makanku setelah itu." (Muttafaq ‘alaih)
1019. KISAH SESEORANG YANG MENGGENDONG IBUNYA SAAT NAIK HAJI
Riyaadush Shaalihiin
Bab 40 | Berbakti kepada Orang Tua & Silaturahim
QS. Luqman: 14
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman: 14)
111.
Kajian Wanita Kitab Al-Wabilush Shayyib
Pasal: PENJELASAN TINGKATAN 'UBUDIYYAH YANG PALING SEMPURNA
...
Pada akhirnya rahmat Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha-bijaksana menuntut adanya pasukan lainnya untuk menolongnya dan melengkapi kekuatannya untuk melawan musuh yang hendak membinasakannya. Maka Allah Ta'ala mengutus kepadanya Rasul-Nya, menurunkan kitab-Nya kepada Rasul itu, dan menolongnya dengan Malaikat-Malaikat yang mulia untuk melawan musuhnya, yaitu syaithan. Apabila syaithan memerintahkannya dengan satu perintah, maka Malaikat itu akan memerintahkannya dengan perintah dari Rabb-nya, kemudian menjelaskan bahwa ketaatan kepada syaithan itu akan berakhir pada kebinasaan; syaithan akan mendatangi hamba pada satu kesempatan dan Malaikat akan datang kepadanya pada kesempatan lain. Maka orang yang mendapatkan pertolongan adalah orang yang ditolong oleh Allah Ta'ala, dan orang yang mendapatkan penjagaan adalah orang yang dijaga oleh Allah Ta'ala.
....
811. TIPS MENDAPATKAN PASANGAN YANG BERIMAN
Riyaadush Shaalihiin
Bab 35 | Hak Suami Atas Istri
Hadits ke-289 | Hadits Ibnu Umar Radhiallahu 'anhuma
Dari Ibnu Umar Radhiallahu 'anhuma dari Nabi beliau bersabda,
وعن ابن عمرَ رضي اللَّهُ عنهما عن النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « كُلُّكُمْ راعٍ، وكُلُّكُمْ مسئولٌ عنْ رعِيَّتِهِ ، والأَمِيرُ رَاعٍ ، والرَّجُلُ راعٍ علَى أَهْلِ بَيْتِهِ ، والمرْأَةُ راعِيةٌ على بيْتِ زَوْجِها وولَدِهِ ، فَكُلُّكُمْ راعٍ ، وكُلُّكُمْ مسئولٌ عنْ رعِيَّتِهِ » متفقٌ عليه
"Masing-masing dari kalian adalah pemimpin dan masing-masing dari kalian bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang penguasa adalah pemimpin, seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya, dan seorang istri adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya. Jadi masing-masing dari kalian adalah pemimpin dan masing-masing dari kalian bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya." (Muttafaq ‘alaih)
797. SUDAHKAH MENSYUKURI PASANGAN ANDA?
Riyaadush Shaalihiin
Bab 35 | Hak Suami Atas Istri
QS. An-Nisa: 34
Allah berfirman,
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
(QS. An-Nisa: 34)
870. BERAPA NAFKAH YANG HARUS DIBERIKAN KE ISTRI?
Riyaadush Shaallihin
Bab 36 | Menafkahi Keluarga
Pembahasan: Kesimpulan Bab
915. AGAR ANAK BERBAKTI PADA SAAT KITA TUA
Riyaadush Shaallihin
Bab 38 | Kewajiban mendidik dan memerintahkan keluarga untuk taat kepada Allah
Hadits ke-304 | Abu Hafsh Umar bin Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad Radhiallahu ‘anhu
Dari Abu Hafsh Umar bin Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad, anak tiri Rasulullah ﷺ , beliau berkata,
وعن أبي حفْصٍ عُمَر بن أبي سلَمةَ عبدِ اللَّه بنِ عبدِ الأَسد : ربيبِ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : كُنْتُ غُلاماً في حجْرِ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، وكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ في الصَّحْفَةِ ، فقال لي رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « يا غُلامُ سمِّ اللَّهَ تعالى ، وَكُلْ بِيمِينِكَ، وكُل ممَّا يليكَ » فَما زَالَتْ تِلْكَ طِعْمتي بعْدُ . متفقٌ عليه
"Dulu ketika saya masih anak-anak dalam asuhan Rasulullah ﷺ , pernah (pada saat makan) tanganku menjelajah semua bagian nampan. Maka Rasulullah ﷺ menegurku, 'Nak, bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang terdekat denganmu.' Maka demikianlah seterusnya cara makanku setelah itu." (Muttafaq ‘alaih)
883. SABAR DALAM MENDIDIK ANAK
Riyaadush Shaallihin
Bab 36 | Menafkahi Keluarga
Pembahasan: Kesimpulan Bab
91. KEWAJIBAN MENJAGA KEMULIAAN NABI ﷺ
Tadzkiratus Saami wal mutakallim Fii Adabil’Alim Wal Muta’alim
(Adab Penuntut Ilmu dan Adab Para Ahli Ilmu)
Karya Ibnul Jama'ah
Bab 2 Pasal 7
7. MENJAGA PERKARA YANG DIANJURKAN DALAM SYARIAT
Seorang Alim hendaknya menjaga perkara yang dianjurkan dalam syariat berupa perkataan maupun perbuatan, senantiasa membaca Al-Qur’an, dzikir dengan hati dan lisan, demikian juga doa-doa dan dzikir yang di contohkan Rasulullah ﷺ disepanjang siang & malam, menjaga amalan-amalan sunnah, baik shalat, puasa, berhaji ke Baitullah, atau bershalawat kepada Nabi ﷺ.
Karena mencintai, memuliakan serta mengagungkan beliau adalah sebuah kewajiban, serta beradab ketika nama dan sunnah beliau ﷺ disebutkan adalah perkara yang diperintahkan dan disunnahkan.
Diceritakan bahwasanya Imam Malik Rahimahullah jika disebut nama Nabi ﷺ berubahlah raut wajahnya dan beliau menunduk .
Ja’far bin Muhammad jika disebut nama Nabi ﷺ menjadi pucat raut wajahnya.
Ibnu Qosim jika disebut nama Nabi ﷺ menjadi kering lisannya karena mengagungkan Rasulullah ﷺ.
517. TEGAS BERBALUT KELEMBUTAN
Riyaadhush Shaalihiin
Bab 23 | Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Hadits ke-197 | Hadits Abu Sa'id al-Hasan al-Bashri Radhiallahu ‘anhu
Dari Abu Sa'id al-Hasan al-Bashri Radhiallahu ‘anhu,
التَّاسِعُ : عَنْ أَبِي سعيدٍ الْحسنِ البصْرِي أَنَّ عَائِذَ بن عمْروٍ رضي اللَّه عنه دخَلَ عَلَى عُبَيْدِ اللَّهِ بن زيَادٍ فَقَالَ : أَيْ بن زيَادٍ فَقَالَ : أَيْ بنيَّ ، إِنِّي سمِعتُ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقولُ : « إِنَّ شَرَّ الرِّعاءِ الْحُطَمَةُ » فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ . فَقَالَ لَهُ : اجْلِسْ فَإِنَّمَا أَنت مِنْ نُخَالَةِ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فقال : وهَلْ كَانَتْ لَهُمْ نُخَالَةٌ إِنَّمَا كَانَتِ النُّخالَةُ بَعْدَهُمْ وَفي غَيرِهِمْ ، رواه مسلم
Bahwasanya ‘Aidz bin ‘Amr -radhiyallahu ‘anhu- masuk ke tempat ‘Ubaidullah bin Ziad lalu berkata: “Hai anakku, saya pernah mendengar Rasulullah -shalallahu alaihi wa sallam- bersabda: “Sesungguhnya seburuk-buruk penggembala ialah orang yang tidak belas kasihan -pada gembalaannya,” maka janganlah engkau termasuk golongan penggembala yang semacam itu.” ‘Ubaidullah bin Ziad lalu berkata: “Duduklah, karena sesungguhnya engkau itu adalah termasuk antah dari golongan sahabat-sahabat Rasulullah -shalallahu alaihi wa sallam- -maksudnya bukan termasuk sahabat pilihan atau yang utama, ‘Aidz bin ‘Amr menjawab: “Apakah di kalangan sahabat-sahabat ada yang termasuk golongan antah? Yang termasuk antah ialah orang-orang yang datang sesudah sahabat-sahabat beliau -shalallahu alaihi wa sallam- itu atau yang memang bukan sahabat.” (HR. Muslim)