Latest videos
BELAJAR SHARAF
KELAS BAHASA ARAB RUMAYSHO (K-BAR)
Bersama Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc.
Youtube Rumaysho TV, Facebook RumayshoCom, Instagram @mabduhtuasikal
📚 KITAB RUJUKAN:
dari Al Muqaddimah Al Aajurromiyyah
Kajian Streaming ini juga disiarkan melalui:
• Youtube.com/rumayshotv
• Instagram.com/mabduhtuasikal
• Radio DS (Darush Sholihin) 107,8 FM http://bit.ly/radioDSstreaming
Semua informasi tentang kajian bersama Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, bisa didapat melalui channel Telegram:
https://t.me/kajianustadzabduh
-
Yuk ikut beramal jariyah bangun masjid, dakwah, dan kegiatan sosial lainnya lewat @rumayshopeduli
Semua informasi perihal donasi tersebut bisa didapat melalui narahubung: 0811267791
Rasa aman adalah suatu nikmat. Coba kita perhatikan bagaimana jika kita hidup di lingkungan yang tidak aman. Misal, di sekitar kita banyak pemabuk. Malam hari penuh keributan dan keonaran. Atau mungkin yang lebih parah di sekitarnya terjadi peperangan, tentu hidup jadi tidak tenang. Maka syukurilah jika kita mendapat lingkungan yang penuh ketenangan dan masyarakatnya beradab.
Allah memerintahkan kepada kita beribadah kepada-Nya sebagai wujud nikmat aman yang dianugerahkan pada kita.
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Al Quraisy: 1-4)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyatakan bahwa rasa aman adalah suatu nikmat yang besar. Coba perhatikan hadits berikut.
Dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al Anshary dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi no. 2346, Ibnu Majah no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib).
Oleh karenanya nikmat ini jangan sampai diingkari. Allah Ta’ala berfirman,
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat” (QS. An Nahl: 112).
Gara-gara mengingkari nikmat, akhirnya datanglah musibah. Bentuk dari menginkari nikmat adalah dengan mendustakan ajaran Rasul.
وَلَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ وَهُمْ ظَالِمُونَ
“Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim.” (QS. An Nahl: 113).
Semoga kita menjadi hamba Allah yang bersyukur terutama saat kita mendapatkan rasa aman dan tentram dalam kehidupan kita.
Sumber https://rumaysho.com/7680-nikmat-rasa-aman.html
*
►► SUBSCRIBE di sini untuk mengenal Islam lebih dekat: https://www.youtube.com/channe....l/UC42PJ3sXqYJwSMPti
*
Follow Us:
Twitter @RumayshoCom
https://twitter.com/RumayshoCom
Instagram @RumayshoCom
https://www.instagram.com/rumayshocom/
Facebook Muhammad Abduh Tuasikal
https://www.facebook.com/muhammad.tuasikal
Fans Page Rumaysho di Facebook
https://www.facebook.com/rumaysho/
Channel Telegram
https://telegram.me/rumayshocom
*
YUK DUKUNG DAKWAH!
Rekening Donasi Darush Sholihin dan RumayshoCom:
BANK SYARIAH MANDIRI: 7068.478.612 • BANK RAKYAT INDONESIA: 015.301.000.406.566
atas nama Yayasan Darush Sholihin
Konfirmasi Donasi: 0823-1395-0500
INFO DONASI: 0811-2677-791
*
Tentang Darush Sholihin, bisa dilihat di playlist:
https://www.youtube.com/playli....st?list=PLUYZIGi0rAX
*
SILAKAN SEBAR VIDEO-VIDEO YANG ADA DENGAN TETAP MENCANTUMKAN RUMAYSHO TV
Sebagian dari kita, mungkin pernah mendapati tempias air wudu dari seseorang yang juga ikut berwudu di samping kita. Parahnya, cipratan tersebut sangat banyak dan membuat baju kita jadi ikutan basah. Hal ini terjadi karena orang tersebut tidak berhati-hati dalam membasuh anggota wudunya dan menggunakan air dalam jumlah yang banyak. Inilah praktik wudu yang salah.
Berlebih-lebih dan boros adalah hal yang tercela dalam Islam. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan” (QS. Al A’raf: 31). Demikian juga dalam berwudu, tidak boleh berlebih-lebihan dalam menggunakan air. Air adalah nikmat dari Allah yang wajib kita syukuri, dan salah satu cara mensyukuri nikmat air adalah dengan tidak menyia-nyiakannya, karena banyak di antara saudara kita di tempat yang lain yang tidak bisa menikmati air yang melimpah.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam sendiri mencontohkan hal ini. Beliau biasa berwudu hanya dengan 1 mud saja. Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu menyatakan, “Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam biasanya berwudu dengan 1 mud air dan mandi dengan 1 sha’ sampai 5 mud air”. (HR. Bukhari 201, Muslim 326). Sedangkan konversi 1 mud para ulama berbeda pendapat antara 0,6 sampai 1 liter. Sungguh hemat sekali bukan?!
Sehingga boleh saja seseorang berwudu dengan air keran dan lebih dari 1 mud, selama tidak berlebih-lebihan dan tetap berusaha untuk menghemat.
-
*
►► SUBSCRIBE di sini untuk mengenal Islam lebih dekat: https://www.youtube.com/channe....l/UC42PJ3sXqYJwSMPti
*
Follow Us:
Twitter @RumayshoCom
https://twitter.com/RumayshoCom
Instagram @RumayshoCom
https://www.instagram.com/rumayshocom/
Facebook Muhammad Abduh Tuasikal
https://www.facebook.com/muhammad.tuasikal
Fans Page Rumaysho di Facebook
https://www.facebook.com/rumaysho/
Channel Telegram
https://telegram.me/rumayshocom
*
YUK DUKUNG DAKWAH!
Rekening Donasi Darush Sholihin dan RumayshoCom:
BANK SYARIAH MANDIRI: 7068.478.612 • BANK RAKYAT INDONESIA: 015.301.000.406.566
atas nama Yayasan Darush Sholihin
Konfirmasi Donasi: 0823-1395-0500
INFO DONASI: 0811-2677-791
*
Tentang Darush Sholihin, bisa dilihat di playlist:
https://www.youtube.com/playli....st?list=PLUYZIGi0rAX
*
SILAKAN SEBAR VIDEO-VIDEO YANG ADA DENGAN TETAP MENCANTUMKAN RUMAYSHO TV
Berdandan, berhias atau bersolek , merupakan kata kata yang lekat eksistensinya dengan kaum perempuan. Dalam kehidupan rumah tangga Islam, seorang perempuan khususnya yang sudah berstatus istri, ia wajib bersolek atau berdandan untuk suaminya. Namun, bila kata bersolek disandingkan dengan kaum laki-laki yang sudah berstatus suami khususnya, apakah penting kata tersebut dalam hubungan rumah tangga? Adakah simbiosis mutualisme di antara keduanya? Sejauh mana relasi berdandan dengan kehidupan seorang suami dalam rumah tangganya menurut syariat?
Pembahasan Ustadz M Abduh Tuasikal dalam video kali ini jadi jawabannya.
Hak menikmati keindahan berhiasnya pasangan antara suami istri adalah sama dan seimbang. Karena itu, tuntutan berhias atau berdandan tidak hanya tertuju bagi kaum perempuan saja, tetapi termasuk kaum laki-laki juga dituntut melakukannya. Bila istri dituntut berdandan oleh suaminya agar ia bisa menikmati keelokannya, maka suami hendaknya mengimbangi tuntutannya dengan memperhatikan penampilannya di hadapan istrinya.
Tidak ada hak suami yang harus ditunaikan istri melainkan telah diseimbangkan dengan kewajiban istri itu sendiri, begitu pun sebaliknya. Artinya, pada saat suami memiliki hak atas istri, maka pada saat yang sama istri pun memiliki hak atas suaminya dalam keadaan yang seimbang. Yang demikian itu karena pasutri butuh keharmonisan dalam menjalani kehidupan berumah tangga untuk menggapai takwa.
Jelaslah bahwa hak menikmati keindahan berhiasnya pasangan antara pasutri adalah sama dan seimbang. Oleh karena itu, tuntutan berhias atau berdandan tidak hanya tertuju bagi kaum perempuan, tetapi kaum laki-laki juga. Bila istri dituntut berdandan oleh suaminya agar ia bisa menikmati kecantikan istrinya, maka suami hendaknya mengimbangi tuntutannya dengan memperhatikan penampilannya di hadapan istrinya.
Semoga bermanfaat.
-
Yuk ikut beramal jariah bangun masjid, dakwah, dan kegiatan sosial lainnya lewat @rumayshopeduli
Narahubung: 0811267791
Dalam muamalah dengan sesama manusia, baik dengan orang tua, dengan suami atau istri, dengan anak, dengan atasan di kantor, dengan ketua RT, atau bahkan dengan pemimpin negara, terkadang seseorang dituntut untuk taat kepada mereka. Baik ketaatan yang memang dituntut dalam agama, maupun ketaatan yang menjadi kesepakatan dalam suatu muamalah.
Namun, perlu diketahui, ada dua kaidah agung yang membatasi ketaatan kepada manusia, selain Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Ketaatan kepada mereka yang disebutkan di atas, dan juga kepada seluruh manusia (selain Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam) tidaklah bersifat mutlak, bahkan bersifat terbatas.
Yang menjadi titik poin penting bahasan kali ini adalah ketaatan seorang istri pada suami. Betapapun hormat, patuh, atau cintanya seorang istri kepada suaminya, tidak boleh melebihi cinta dan ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Cinta dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya harus lebih besar dari yang lain, karena ini adalah konsekuensi dari keimanan. Maka seorang muslimah tidak mungkin mendahulukan ketaatan kepada makhluk daripada ketaatan kepada Allah.
Semoga bermanfaat.
-
Yuk ikut beramal jariah bangun masjid, dakwah, dan kegiatan sosial lainnya lewat @rumayshopeduli
Narahubung: 0811267791
Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah, dan di bulan Ramadan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi. Begitulah akhlak seorang mukmin, yakni memiliki sifat dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan dan pemurah.
Coba simak dengan saksama hadis yang dibawakan Ustadz M Abduh Tuasikal dalam video kali ini. Menggabungkan antara puasa dan sedekah adalah sebab seseorang dimudahkan masuk surga. Sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut;
Dari ‘Ali, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di surga ada kamar yang luarnya bisa dilihat dari dalamnya dan dalamnya bisa dilihat dari luarnya.” Lantas orang Arab Badui ketika mendengar hal itu langsung berdiri dan berkata, “Untuk siapa keistimewaan-keistimewaan tersebut, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Itu disediakan bagi orang yang berkata yang baik, memberi makan (kepada orang yang butuh), rajin berpuasa, dan melakukan shalat di malam hari ketika manusia terlelap tidur.” (HR. Tirmidzi no. 1984 dan Ahmad 1: 155, hasan).
Kata Ibnu Rajab Al Hambali, sifat-sifat yang disebutkan di atas semuanya terkumpul di bulan Ramadan, karena orang beriman akan mengumpulkan pada dirinya amalan puasa, shalat malam, sedekah, dan berkata yang baik, di mana ketika berpuasa dilarang berkata kotor dan sia-sia. (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 298).
Bahasan di atas, diambil dari buku terbaru Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal berjudul "15 Motivasi Iman di Bulan Ramadhan". Segera miliki bukunya sebagai bekal ilmu menyambut Ramadan, karena isinya sarat akan faedah ilmu dan motivasi beramal di bulan Ramadan.
*
►► SUBSCRIBE di sini untuk mengenal Islam lebih dekat: https://www.youtube.com/channe....l/UC42PJ3sXqYJwSMPti
*
Follow Us:
Twitter @RumayshoCom
https://twitter.com/RumayshoCom
Instagram @RumayshoCom
https://www.instagram.com/rumayshocom/
Facebook Muhammad Abduh Tuasikal
https://www.facebook.com/muhammad.tuasikal
Fans Page Rumaysho di Facebook
https://www.facebook.com/rumaysho/
Channel Telegram
https://telegram.me/rumayshocom
*
YUK DUKUNG DAKWAH!
Rekening Donasi Darush Sholihin dan RumayshoCom:
BANK SYARIAH MANDIRI: 7068.478.612 • BANK RAKYAT INDONESIA: 015.301.000.406.566
atas nama Yayasan Darush Sholihin
Konfirmasi Donasi: 0823-1395-0500
INFO DONASI: 0811-2677-791
*
Tentang Darush Sholihin, bisa dilihat di playlist:
https://www.youtube.com/playli....st?list=PLUYZIGi0rAX
*
SILAKAN SEBAR VIDEO-VIDEO YANG ADA DENGAN TETAP MENCANTUMKAN RUMAYSHO TV
Menuju bulan Ramadan, InsyaAllah Rumaysho TV Youtube mulai mengunggah konten-konten nasihat tentang Ramadan dan semua hal yang berkaitan dengan keutamaannya. Semoga bisa menjadi pelecut semangat untuk meraih banyak pahala pada bulan mulia tersebut].
-
Ibadah puasa memiliki banyak manfaat bagi seorang mukmin. Di antara faedah terbesar menjalankan ibadah puasa adalah tumbuhnya ketakwaan di dalam hati, sehingga bisa menahan anggota badan dari berbuat maksiat. Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).
Di dalam ayat yang mulia di atas, Allah Ta’ala menjelaskan bahwa puasa disyariatkan bagi hamba-Nya untuk meningkatkan dan menyempurnakan ketakwaan mereka. Takwa merupakan sebuah istilah yang mencakup seluruh kebaikan. Para ulama menjelaskan bahwa takwa adalah melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, karena mengharap pahala dari Allah Ta’ala, dan karena rasa takut terhadap azab dan hukuman-Nya.
Lalu, mengapa puasa merupakan sebab ketakwaan?
Terdapat beberapa penjelasan mengenai hal ini. Pertama, dengan puasa, seseorang akan lebih sedikit makan dan minum, yang menyebabkan lemahnya syahwat. Lemahnya syahwat ini menyebabkan berkurangnya maksiat yang ingin dia kerjakan. Karena syahwat adalah sumber dan awal dari semua maksiat dan keburukan.
Kedua, berpuasa melatih seseorang untuk kuat, sabar, dan tabah. Semua ini akan mendorong seseorang untuk meninggalkan dan menjauhi hal-hal buruk yang disukai jiwanya.
Ketiga, berpuasa memudahkan seseorang untuk berbuat ketaatan dan kebaikan.
Keempat, berpuasa menyebabkan lunaknya hati untuk senantiasa berdzikir kepada Allah Ta’ala dan memutus berbagai sebab yang dapat melalaikan-Nya.
Semoga bermanfaat.
-
Yuk ikut beramal jariah bangun masjid, dakwah, dan kegiatan sosial lainnya lewat @rumayshopeduli
Narahubung: 0811267791
BELAJAR SHARAF
KELAS BAHASA ARAB RUMAYSHO (K-BAR)
Bersama Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc.
Youtube Rumaysho TV, Facebook RumayshoCom, Instagram @mabduhtuasikal
📚 KITAB RUJUKAN:
dari Al-Amtsilah At-Tashrifiyyah
Kajian Streaming ini juga disiarkan melalui:
• Youtube.com/rumayshotv
• Instagram.com/mabduhtuasikal
• Radio DS (Darush Sholihin) 107,8 FM http://bit.ly/radioDSstreaming
Semua informasi tentang kajian bersama Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, bisa didapat melalui channel Telegram:
https://t.me/kajianustadzabduh
-
Yuk ikut beramal jariyah bangun masjid, dakwah, dan kegiatan sosial lainnya lewat @rumayshopeduli
Semua informasi perihal donasi tersebut bisa didapat melalui narahubung: 0811267791
Seseorang yang memiliki banyak utang tentu hidupnya tidak tenang. Dia hanya senang sesaat saja ketika memegang uang tersebut, setelah itu ia akan merasa tidak tenang karena masih memiliki beban tanggung jawab. Belum lagi ia akan ditagih bahkan dikejar-kejar oleh orang yang menagih/rentenir. Ia pun akan hina kedudukannya di hadapan manusia, ia akan diremehkan dan tidak punya harga diri. Ia akan mudah dibentak, dihinakan, dan dijatuhkan harga dirinya.
Lebih parah, orang yang punya kebiasaan berutang akan mudah terjerumus dalam kebiasaan berbohong dan berdusta, bahkan sering tidak menunaikan amanah. Bisa jadi ia berjanji akan melunasi bulan depan, tetapi ia berbohong dan tidak berniat melunasi bulan depan.
Solusinya?
Anda harus cerdas dalam mengelola finansial, alokasikan anggaran untuk belanja barang tersier ke barang yang memang benar-benar dibutuhkan, serta hindari gali lubang tutup lubang, dan bertekad untuk tidak utang lagi. Poin yang tak kalah penting adalah mintalah pertolongan pada Allah agar diberikan jalan dalam melunasi utang sepenuh gunung.
Coba hafalkan dan amalkan doa ini:
اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
“Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak”.
(Artinya: Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu). (HR. Tirmidzi no. 3563, hasan).
Doa di atas bisa ditemukan di buku "50 Doa Mengatasi Problem Hidup" karya Ustadz @mabduhtuasikal. Selain doa tersebut, masih banyak koleksi doa lainnya yang bisa Anda rutinkan untuk mengurai semua masalah dalam hidup Anda.
Segera pesan melalui nomor WA Ruwaifi Store/Rumaysho Store:
wa.me/6285200171222
atau
wa.me/6282136267701
-
Yuk ikut beramal jariah bangun masjid, dakwah, dan kegiatan sosial lainnya lewat @rumayshopeduli
Narahubung: 0811267791
Yuk amalkan adab masuk pasar, mal, supermarket, dan pameran sebagaimana yang diterangkan dalam video.
Tahukah Anda, kalau pasar adalah tempat yang dibenci oleh Allah. hal ini sebagaimana termaktub dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar.” (HR. Muslim, no. 671).
Pun, kita paham bahwa jual beli bisa melalaikan kita dari ibadah lewat surah Al Jumu'ah ayat 9. Makanya, ada adab-adab tertentu yang mesti kita praktikkan ketika kita masuk ke pasar, mall, pameran, dan tempat-tempat jual beli lainnya.
Salah satu adab yang mesti kita amalkan adalah dzikir ketika masuk pasar. Dzikir ini sangat ringan, tetapi memberikan nilai pahala sangat besar. Mengapa bisa demikian? Jawabannya karena dzikir ini dibaca di pasar. Di baca di tempat umumnya manusia lupa Allah, jauh dari ibadah.
Di saat manusia dalam kondisi lupa Allah, ada di antara hamba-Nya yang justru berdzikir dan mengingat Sang Pencipta. Di saat semua manusia sibuk dengan dunia dan perdagangannya, dia justru menjadi orang yang ingat Allah. Banyak berdzikir ketika di masjid, atau ketika di tengah majelis dzikir, adalah perbuatan yang lumrah. Namun, berdzikir di tempat umumnya orang lupa Allah, adalah amalan yang istimewa.
Lalu apa saja adab yang mesti kita lakukan lainnya selain membaca dzikir?
Simak selengkapnya lewat video kami kali ini.
*
►► SUBSCRIBE di sini untuk mengenal Islam lebih dekat: https://www.youtube.com/channe....l/UC42PJ3sXqYJwSMPti
*
Follow Us:
Twitter @RumayshoCom
https://twitter.com/RumayshoCom
Instagram @RumayshoCom
https://www.instagram.com/rumayshocom/
Facebook Muhammad Abduh Tuasikal
https://www.facebook.com/muhammad.tuasikal
Fans Page Rumaysho di Facebook
https://www.facebook.com/rumaysho/
Channel Telegram
https://telegram.me/rumayshocom
*
YUK DUKUNG DAKWAH!
Rekening Donasi Darush Sholihin dan RumayshoCom:
BANK SYARIAH MANDIRI: 7068.478.612 • BANK RAKYAT INDONESIA: 015.301.000.406.566
atas nama Yayasan Darush Sholihin
Konfirmasi Donasi: 0823-1395-0500
INFO DONASI: 0811-2677-791
*
Tentang Darush Sholihin, bisa dilihat di playlist:
https://www.youtube.com/playli....st?list=PLUYZIGi0rAX
*
SILAKAN SEBAR VIDEO-VIDEO YANG ADA DENGAN TETAP MENCANTUMKAN RUMAYSHO TV
Beberapa ayat atau surah dalam Alquran disebutkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan faedah tertentu. Misalnya adalah surah Al-Fatihah yang disebutkan sebagai salah satu rukun shalat, atau ayat kursi yang bisa menjadi sebab masuk surga. Begitu pun beberapa keutamaan yang disebutkan oleh Rasulullah secara khusus untuk beberapa surah atau ayat dalam Alquran lainnya, dan penyebutan keutamaan ini harus berdasarkan hadis yang sahih.
Akan tetapi, ketiadaan keutamaan khusus tidak lantas menjadikan surah atau ayat lain tidak utama. Setiap huruf dan ayat dalam Alquran adalah mulia, karena tujuan diturunkan Alquran oleh Allah ‘Azza wa Jalla adalah agar seseorang bisa mengamalkan dan menadaburinya.
Sama halnya dengan ayat 1.000 dinar yang menjadi fokus bahasan kami kali ini. Kami tidak menjumpai hadis ataupun kitab tafsir para ulama yang menyebutkan bahwa ayat ini jika diamalkan secara khusus dengan tata cara tertentu bisa mengentaskan kesulitan seseorang. Namun, selama seseorang bertakwa kepada Allah, maka Allah Ta’ala akan bebaskan ia dari segala kesulitan, baik dunia maupun akhirat.
Maka, tanpa harus seseorang membacanya dengan tata cara tertentu atau hitungan tertentu, ia akan mendapat jalan keluar dengan syarat bertakwa kepada Allah dan beramal saleh. Maka, solusinya ketika seorang berharap penyelesaian segala kesulitannya, baik berupa masalah ekonomi atau yang lainnya adalah ia bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa.
Simak bahasan lengkap mengenai hal ini di website kami berikut:
https://rumaysho.com/10801-aya....t-1000-dinar-ayat-pe
Semoga Allah Ta’ala berikan kita taufik untuk membaca dan mengamalkan Alquran. Aamiin.
-
Yuk ikut beramal jariah bangun masjid, dakwah, dan kegiatan sosial lainnya lewat @rumayshopeduli
Narahubung: 0811267791
Kehidupan ideal dalam rumah tangga akan menjadi angan-angan setiap orang. Seorang lelaki berharap agar istrinya seorang wanita shalihah, menjalankan kewajiban kepada Rabbnya, taat kepada suami dan sayang terhadap anak-anak. Di sisi lain, seorang wanita pun mendambakan suaminya lelaki yang bertanggung-jawab, mengerti kewajiban-kewajibannya sebagai hamba Allah Azza wa Jalla dan kepala rumah tangga.
Namun, sebuah keluarga sulit untuk bebas dari masalah. Di antaranya, sebagian istri menghadapi model suami yang pelit. Meskipun memiliki keuangan yang cukup, tetapi sang suami tidak menyodorkan kepada istrinya nafkah yang cukup bagi istri dan anak-anaknya. Akibatnya, istri akan menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan anak-anak. Sementara, ia tidak mudah untuk mendatangi qadhi atau hakim agama untuk menyelesaikan masalah itu.
Tatkala masalah ini terjadi, suami tidak memberikan nafkah dengan cukup, padahal ia mampu melakukannya, maka seorang istri diperbolehkan oleh syariat untuk mengambil apa yang dibutuhkan dari milik suami, tanpa sepengetahuan suami.
Coba simak kembali hadis yang dibahas Ustadz M Abduh Tuasikal dalam video kali ini, Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan bahwa mengambil dengan cara yang makruf, maksudnya adalah sesuai kadar yang dibutuhkan secara ‘urf (menurut kebiasaan setempat). (Fath Al-Bari, 9: 509).
Perlu dipahami bahwa sifat yang disebut Hindun pada suaminya Abu Sufyan, bahwa suaminya itu pelit, bukan berarti suaminya memang orang yang pelit pada siapa saja. Bisa jadi ia bersikap seperti itu pada keluarganya, tetapi ada barangkali yang lebih membutuhkan sehingga ia dahulukan. Jadi, kurang tepat kalau menganggap Abu Sufyan adalah orang yang pelit secara mutlak. Demikian tutur Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah dalam Minhah Al-‘Allam, 8: 159.
Simak faedah dari kisah tersebut lewat website kami berikut:
https://rumaysho.com/14162-ist....ri-mengambil-uang-di
Semoga bermanfaat.
-
Yuk ikut beramal jariah bangun masjid, dakwah, dan kegiatan sosial lainnya lewat @rumayshopeduli
Narahubung: 0811267791
Kajian Streaming ini juga disiarkan melalui:
• Youtube.com/rumayshotv
• Instagram.com/mabduhtuasikal
• Radio DS (Darush Sholihin) 107,8 FM http://bit.ly/radioDSstreaming
Semua informasi tentang kajian bersama Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, bisa didapat melalui channel Telegram:
https://t.me/kajianustadzabduh
-
Yuk ikut beramal jariyah bangun masjid, dakwah, dan kegiatan sosial lainnya lewat @rumayshopeduli
Semua informasi perihal donasi tersebut bisa didapat melalui narahubun g: 0811267791
Telegram (https://t.me/kajianustadzabduh)
Info Kajian UMAT (Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal)